Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar,
tetapi belukar yang baik
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar
Jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil
tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Tiada yang dimuliakan dalam hiduo ini oleh Allah
melainkan kerana akhlaknya dan ketaatan kepadaNya
Karya : Taufik Ismail
Wallahu a'lam
This is just a short written idea about me, my feeling, my thought, my study, my friend..
Nov 23, 2011
Aug 6, 2011
Hidayah dan Hikmah
Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah yg Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Hati agak terasa sunyi semenjak ramadhan mula berkunjung beberapa hari yg lalu. Ku cuba mempersiapkan diri menghadapi ujian 2 minggu lagi. Lalu aku terkenangkan mama yg kian ku rindui. Aku terkenangkan papa dan juga abang ku. Entah kenapa, sejak bebrapa detik tadi aku hanya ingin menangis mengenang mama, papa dan abang.
Lalu ku sentuh skrin iphone untuk menelefon mama. Subhanallah, seusai memberi salam dan bertanya khabar, mama terus menceritakan kepadaku bahawa dia baru saja melihat seorang remaja lelaki yg memiliki susuk seakan aku dan air mata mama mula bergenang. Lalu kuceritakan pula beberpa minit yg lalu seusai dhuha aku asyik terimbas wajah mama. Dan dalam detik itu aku dan mama mulai menangis beberapa minit. Dialog hati yg menyingkap betapa kami begitu erat dan saling merindui.
Ku berikan tajuk post kali 'hidayah dan hikmah' kerana aku sungguh tidak mampu menahan tangisan syukur setelah mendengar abang sudah mula menegakkan tiang agama. Bak kata mama, si nakal itu sudah berubah. Abang yg kini sudah bergelar suami dan bapa, semakin matang dan bekerja keras demi keluarga kecilnya.
Allah, Kau berika aku sedikit kegagalan dalam ujian ku di universiti. Namun, Kau berika aku anugerah yg sudah lama ku nanti.
Subhanallah Walhamdulillah. Sungguh aku serahkan segalanya padaMu. Aku hanya melakukan semampuku atas izinMu. Dan Engkau jualah yg menentukan kehendakMu.
Teringat daku pada Doa Nabi Ibrahim yg diajarkan kepadaku oleh sahabat ku :
"Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku.
(Surah Ibrahim : 40)
Kuharap agar abangku ditetapkan hatinya untuk mendekati Dia. InsyaAllah.
Sekian dulu coretan kali ini. Semoga bermanfaat buat yg membaca. Semoga urusan dipermudahkan oleh Allah.
Asyandi,
Information Commons (IC)
Jul 9, 2011
Tentang Kuning
Tentang kuning
Kisah warna penuh sensasi
cerita tentang kebangkitan si marhaen
Yang terzalimi sekian lama
Dibodohkan dengan cerita-cerita palsu
Rekaan kroni sang Jaguh
Jaguh yang rajin menaburkan janji manis
Namun selalu mengecewakan
Tentang kuning
cerita ketakutan si angkuh dan zalim
Bertahun dia berada di atas
Bersenang-lenang dengan kemewahan hasil ragut
Hasil rampasan, hasil curian, hasil rompakan
Dari si marhaen yang tertipu
Menderita tanpa suara
Kadang didengar namun tak diendah
Dan akhirnya disenyapkan begitu saja
Bodoh sombong!
Andai dia tidak mahu berubah
Dia yang tidak sedar hakikat dirinya
Yang berulang kali ditipu
Bangkitlah!
Di dalam kesatuan dan kebersamaan
Beragendakan nilai anggukan universal
Keadilan dan keamanan
Xantophobia, gejala takut kepada warna kuning atau perkataan kuning
Kisah warna penuh sensasi
cerita tentang kebangkitan si marhaen
Yang terzalimi sekian lama
Dibodohkan dengan cerita-cerita palsu
Rekaan kroni sang Jaguh
Jaguh yang rajin menaburkan janji manis
Namun selalu mengecewakan
Tentang kuning
cerita ketakutan si angkuh dan zalim
Bertahun dia berada di atas
Bersenang-lenang dengan kemewahan hasil ragut
Hasil rampasan, hasil curian, hasil rompakan
Dari si marhaen yang tertipu
Menderita tanpa suara
Kadang didengar namun tak diendah
Dan akhirnya disenyapkan begitu saja
Bodoh sombong!
Andai dia tidak mahu berubah
Dia yang tidak sedar hakikat dirinya
Yang berulang kali ditipu
Bangkitlah!
Di dalam kesatuan dan kebersamaan
Beragendakan nilai anggukan universal
Keadilan dan keamanan
Xantophobia, gejala takut kepada warna kuning atau perkataan kuning
Jul 4, 2011
Kekasih Maya
personifikasi membuatkan alam bisa berbicara pada perspektif manusia, namun kenyataannya mereka bahkan senantiasa berzikir memuji sang Pencipta |
Lama
sudah terlalu rindu pada sang empunya
detak hati kekasih mayaku ini
ketika personifikasi kuberikan padanya
Maaf
reaksiku beserta rasa bersalah padanya
kutinggalkan dia kerinduan
tanpa alasan munasabah
Dengarkan
kini aku kembali padamu
membawa harapan baru
buatmu kekasih mayaku
Ah!
jangan bermanis bibir
takutku pisang berbuah dua kali
kerana kau manusia
harapan padamu berhujung kecewa
namun harapan pada Tuhan
berhujung bahagia
sekadar muhasabah tentang pengharapan dan ketergantungan.
May 8, 2011
Pagi Hari Ibu
Hampir berkurun ku tinggalkan ruangan nukilan tanpa kata.
tiba-tiba mood' untuk bermadah menjelma. mungkin kerana hati yang akhir-akhir ini rindu basah. rindu pada cinta Dia. rindu pada orang-orang yang dicintai keranaNya.
Hari ini hari istimewa buat seseorang yang amat bererti dalam hidupku. airmata jatuh tak tertahankan saat mengenang hari ini. soalnya, adakah hanya hari ini aku rindu dia? sungguh tidak. Aku bahkan setiap saat merinduinya. insan yang menyambut tangisanku dengan kecupan hampir 21 tahun yg lalu. dia, yang kemudian tak pernah jemu melayan kerenahku.
Allah.. aku sayang dia..
semoga dia selalu dalam rahmatMu. tidak ingin aku kehilangan dia saat aku masih belum membuahkan hasrat hatinya dan impiannya. Namun, segala ketentuaMu wajib ku terima seikhlas hatiku.
Singkap kembali setahun lalu ketika hari yang sama tiba, Hari istimewa buat insan yang terlalu istimewa di hatiku.
Begitu banyak perubahan yg berlaku sepanjang setahun itu. Wajah cantikmu kini kian berseri ketika hijab mu menutupi rambut hitammu. Allah.. semakin kau ingin mendekatiNya.
Kerana kau selalu bilang kau tidak tahu hari lahir mu bila, maka ku anggap setiap hari ibu adalah hari lahir mu.
Justeru, dengan penuh rasa rindu, cinta dan kasih sayang, ku ucapkan seikhlas hati..
kurindukan kecupanmu dan peluang utk mengecup tangan, kedua pipi dan dahimu.. sperti yang selalu ku lakukan dulu.. setiap pagi sebelum ku langkahkan kakiku ke sekolah..
Sabarlah menanti kepulanganku setahun lagi.. sampai ketemu.. Andi sayang mama.. :):);)
dan itu takkan pernah berubah insyaAllah.. sampai ke akhirnya..
Sekian dulu coretan kali ini.
Wassalam wbt
Feb 25, 2011
Hampir saja
Hampir terjatuh
mutiara tanpa cahaya
menuruni alis mata
membasahi ruang muka
Hampir terbelenggu
buntu tanpa arah
bisu tanpa suara
merenung dosa-dosa
Hampir lupa
Tuhan masih ada
mengampuni dan menyayangi
sepenuh masa
Biar sebesar mana
Biar setinggi apapun
dosa-dosa
Alhamdulillah, hampir saja..
mutiara tanpa cahaya
menuruni alis mata
membasahi ruang muka
Hampir tak bisa bangun
terjatuh dari lereng-lereng bukit
menuju gaung nan dalam
Hampir terbelenggu
buntu tanpa arah
bisu tanpa suara
merenung dosa-dosa
Hampir lupa
Tuhan masih ada
mengampuni dan menyayangi
sepenuh masa
Biar sebesar mana
Biar setinggi apapun
dosa-dosa
Alhamdulillah, hampir saja..
Jan 30, 2011
Some Daily Checklist
Salam readers..
The Messenger of Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “A momin does not taunt, does not curse and reproach, does not indulge in obscene talking and obscene acts.” [Tirmidhi]
Did you make any sarcastic comments to anybody today?
Did you by word or gesture make fun of anybody today?
Did you insult anyone today?
Did you demoralize anybody today?
Did you put someone down for a mistake that they made?
Did you curse anybody today?
Did you say anything vulgar today?
Did you do anything obscene today?
We need to check ‘No’ next to each of these questions everyday to qualify as Momineen.
It is one thing to be a Muslim and another to be a Momin. To be a Muslim is a basic qualification, in other words, you pass. To be a Momin is a distinction. A Muslim has entered Islam but does not have the Eeman that a Momin possesses.
Wallahu a'lam
Wassalam wbt
The Messenger of Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “A momin does not taunt, does not curse and reproach, does not indulge in obscene talking and obscene acts.” [Tirmidhi]
Did you make any sarcastic comments to anybody today?
Did you by word or gesture make fun of anybody today?
Did you insult anyone today?
Did you demoralize anybody today?
Did you put someone down for a mistake that they made?
Did you curse anybody today?
Did you say anything vulgar today?
Did you do anything obscene today?
We need to check ‘No’ next to each of these questions everyday to qualify as Momineen.
It is one thing to be a Muslim and another to be a Momin. To be a Muslim is a basic qualification, in other words, you pass. To be a Momin is a distinction. A Muslim has entered Islam but does not have the Eeman that a Momin possesses.
Wallahu a'lam
Wassalam wbt
Jan 27, 2011
Ujian? cont'
lalu mulai tercengang
bermonolog mempersoalkan diri
bekalan sudah cukup?
waktu hampir tamat,
berapa lama lagi?
pentingkah soalan itu?
kalaupun kau tahu masa tamatmu,
yang mana mungkin tidak akan kau tahu,
apa yang akan kau lakukan?
wahai si pelupa,
SEDARlah!
kau semakin TUA,
kau semakin hampir ke tanah,
sudah kau pilih jalan mu kah?
TuhanMu Maha Pengampun,
tanpa rahmatNya,
NERAKA bagimu.
jangan dikeranakan kejayaan ujian duniawi,
kau tersungkur meratapi kegagalan hakiki.
Wallahu a'lam
p/s : mari bersama refleksi diri
bermonolog mempersoalkan diri
bekalan sudah cukup?
waktu hampir tamat,
berapa lama lagi?
pentingkah soalan itu?
kalaupun kau tahu masa tamatmu,
yang mana mungkin tidak akan kau tahu,
apa yang akan kau lakukan?
wahai si pelupa,
SEDARlah!
kau semakin TUA,
kau semakin hampir ke tanah,
sudah kau pilih jalan mu kah?
TuhanMu Maha Pengampun,
tanpa rahmatNya,
NERAKA bagimu.
jangan dikeranakan kejayaan ujian duniawi,
kau tersungkur meratapi kegagalan hakiki.
Wallahu a'lam
p/s : mari bersama refleksi diri
Ujian?
Salam wbt
Detak detik jantung
berdebar menanti waktu mula
ketika senjata sudah dipersiapkan
langkah semakin hampir pasti
menuju medan gerun
Ramai yang lulus
tidak kurang juga yang tersungkur
tanpa sedar ujian masih berlangsung
sejak lahir hingga kini
sampai nanti, sampai mati
lupa, tidak tahu atau kurang faham?
bingung?
apakah yang kurapukan ini?
aku bicara soal hakikat
sedar atau tidak,
ujian berlaku selama mana nafas dihirup
hasil akhir bukanlah kelas satu,
kelas dua mahupun gagal meneruskan ke tahun berikutnya
hasil akhir adalah SYURGA
atau NERAKA
sudah ingat?
to be continued..
Detak detik jantung
berdebar menanti waktu mula
ketika senjata sudah dipersiapkan
langkah semakin hampir pasti
menuju medan gerun
Ramai yang lulus
tidak kurang juga yang tersungkur
tanpa sedar ujian masih berlangsung
sejak lahir hingga kini
sampai nanti, sampai mati
lupa, tidak tahu atau kurang faham?
bingung?
apakah yang kurapukan ini?
aku bicara soal hakikat
sedar atau tidak,
ujian berlaku selama mana nafas dihirup
hasil akhir bukanlah kelas satu,
kelas dua mahupun gagal meneruskan ke tahun berikutnya
hasil akhir adalah SYURGA
atau NERAKA
sudah ingat?
to be continued..
Jan 5, 2011
Pengembara yang Rindu - Part II (Sahabat)
As salam wbt everyone,
Kali ini entri tentang hadith 'pengembara'. Entri kali ini dikaitkan ditujukan khas buat sahabat-sahabat yang baru dikenali sepanjang diri ini berjaulah beberapa hari ini. Allah, sungguh letih tapi seronok.
Rasul Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “Be in this world as if you were a stranger or a traveler.” [Bukhari]
The above narration clearly indicates that we are in this world for a purpose and not for entertainment. We are like travelers during this life on earth. A traveler has a final destination that he/she is eager to reach. They need to use the time of their stop-over wisely, so as not to miss their connecting flight.
We should remember that earth is not our final destination. We have been encouraged to utilize the blessings Allah has put here for our use, yet we are told not to lose sight of the temporary nature of this life, and to use it to make preparations for the next life. Our souls are on a journey. Remembering death defeats joy. It kills our tastebuds for the pleasures of this life. But it is the only wise thing to do, in our own interest.
Concerning the life of this world Hazrat Isa (alaihis salaam) said, "This world is like a bridge, cross it and do not build on it." This life is a bridge from our previous existence as soul to our next existence in the grave, then on the Day of Judgement, then either in The Garden or (Allah Forbid) The Fire. Houses are built on land, connected by bridges where the need arises. The most appropriate place to build, the focus of our attention, should be the land that we will set foot on once we cross the bridge that is our earthly existence.
Semoga kita berjiran di syurga kelak.
Wallahu a'lam
Wassalam wbt
Asyandi,
Belfast
Kali ini entri tentang hadith 'pengembara'. Entri kali ini dikaitkan ditujukan khas buat sahabat-sahabat yang baru dikenali sepanjang diri ini berjaulah beberapa hari ini. Allah, sungguh letih tapi seronok.
Rasul Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “Be in this world as if you were a stranger or a traveler.” [Bukhari]
The above narration clearly indicates that we are in this world for a purpose and not for entertainment. We are like travelers during this life on earth. A traveler has a final destination that he/she is eager to reach. They need to use the time of their stop-over wisely, so as not to miss their connecting flight.
We should remember that earth is not our final destination. We have been encouraged to utilize the blessings Allah has put here for our use, yet we are told not to lose sight of the temporary nature of this life, and to use it to make preparations for the next life. Our souls are on a journey. Remembering death defeats joy. It kills our tastebuds for the pleasures of this life. But it is the only wise thing to do, in our own interest.
Concerning the life of this world Hazrat Isa (alaihis salaam) said, "This world is like a bridge, cross it and do not build on it." This life is a bridge from our previous existence as soul to our next existence in the grave, then on the Day of Judgement, then either in The Garden or (Allah Forbid) The Fire. Houses are built on land, connected by bridges where the need arises. The most appropriate place to build, the focus of our attention, should be the land that we will set foot on once we cross the bridge that is our earthly existence.
Syukurku pada setiap detik indah
yang Kau kurniakan buatku di sepanjang liku hidupku
perjalanan sejauh ini
mencipta sejuta kenangan
manis, pahit bahkan tak terungkap oleh kata-kata
Sesalku pada setiap zarah dosa lalu
hasil kerja tangan, mata, hati, telinga dan segenap anggota
yang hakikatnya Kau pinjamkan buatku
Hasratku untuk meneruskan langkahan
tolehan kuabaikan seketika
demi persiapan masa depanku
Kekuatanku pada kasih sayangMu
kasih sayang mereka yang menyayangiku keranaMu
semangat kental itu yang kucari
Seringkali kutanya diri
sedang berjuangkah aku?
pantaskah lelahan kulepaskan secepat ini?
tatkala belum ada karya hebat yang ku nukilkan
Jalan juang yang susah
menanti titisan keringat bahkan darah
sebagai pewarna dan pelengkap
hasilkan karya indah
Sahabat,
ku mohon doamu buat aku dan kamu
buat kita
agar tapisan Allah tidak menggelincirkan
kamu mahupun aku
dari jalan juang ini
kerana kita tahu
hujungnya begitu indah
syurga nan kekal abadi
Semoga kita berjiran di syurga kelak.
Wallahu a'lam
Wassalam wbt
Asyandi,
Belfast
Jan 2, 2011
Pengembara yang Rindu - Part I (Ibu)
Salam wbt
Sudah lama sekali blog ini sunyi sepi tanpa coretan dariku. Dan sekian lama juga aku banyak menghabiskan masa untuk perkara-perkara lain. Berjalan, bertemu orang baru dan berkongsi perkara2 baru.
Subhanallah, begitulah kitaran hidup manusia ciptaan Allah. Ibarat pengembara menuju jalan pulang ke kampung halaman, kampung akhirat yang hakiki.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu petang dan pergunakanlah waktu shatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”.
(Riwayat Bukhari)
Sedih sekali bila melihat ramai yang lupa hakikat itu. Lalai dan terjerumus dalam sibuknya dunia, sampai akhiratnya lupa. Tapi Allah Maha Mengetahui. Semua yang terjadi di dunia ini dalam pemerhatian dan pengetahuanNya. Kerana itulah dia menjanjikan syurga dan neraka sebagai destinasi terakhir sang pengembara dunia.
Baru sebentar tadi aku menelefon kedua orang tuaku. Lega sekali rasanya setelah beberapa hari tidak mendengar suara mereka. Gelak tawa seperti biasa menjadi 'mood' kami saat berbual. Namun, mama tiba-tiba menukar nada suaranya menjadi sebak. Aku bisa mendengar suara tangisan seorang ibu yang sangat rindu pada anaknya.
Subhanallah.. begitulah sifat penyayang Allah yang turut dikurniakan pada makhluk ciptaanNya yang bernyawa. Akal bukanlah kayu ukur dalam soal ini namun perasaan dan naluri keibuan itu turut hadir pada makhluk Allah yg lain.
Bicara soal mama, usianya belum sampai setengah abad. Semangat dan kerja kerasnya sangat kukagumi sebagai seorang anak. Namun, indahnya kasih sayang antara ibu dan anak itu sehingga mendengar tangisan sang ibu turut bisa meluluhkan hati sang anak. Hatiku cair saat mendengar suara mama yang mengatakan rindu sekali kepadaku.
Duhai anak-anak sekalian, berusahalah untuk menjadi anak yang baik kepada ayah dan ibumu kerana suatu hari nanti kamu juga akan menjadi ayah dan ibu kepada anak-anakmu. Jadikanlah Uwais Al-Qarni sebagai teladan kita dalam menghayati peranan seorang anak.
Aku yang kejauhan,
dalam pengembaraan,
pencarian ilmu Tuhan,
kadang meratap sedih,
kehausan kasih sayang dan belaian manja,
seorang insan bernama ibu.
Kau yang kerinduan,
pada kerenah dan kehadiran diriku,
yang dulu pernah mengisi kekosongan hari-harimu,
saat kau melahirkanku dua dekad lalu.
Sedar aku hakikat hidup ini,
jarak dunia memisahkan kita,
suatu hari pasti ketemu,
meleburkan rantaian rindu
Pernah ku terfikir,
saat mengelamun nun jauh,
bagaimana kalau nanti,
nyawa yang memisahkan,
apa sudah sedia?
Allah..
kumohon Kau agar beriku kekuatan,
menghadapi saat-saat itu.
Kembara ini penuh kebarangkalian,
akhirnya belum tentu,
bisa berlaku kapan saja.
Harapku kesudahannya baik,
buat aku dan buat kamu,
duhai ibu,
yang aku rindu..
Wassalam wbt
Sudah lama sekali blog ini sunyi sepi tanpa coretan dariku. Dan sekian lama juga aku banyak menghabiskan masa untuk perkara-perkara lain. Berjalan, bertemu orang baru dan berkongsi perkara2 baru.
Subhanallah, begitulah kitaran hidup manusia ciptaan Allah. Ibarat pengembara menuju jalan pulang ke kampung halaman, kampung akhirat yang hakiki.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu petang dan pergunakanlah waktu shatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”.
(Riwayat Bukhari)
Sedih sekali bila melihat ramai yang lupa hakikat itu. Lalai dan terjerumus dalam sibuknya dunia, sampai akhiratnya lupa. Tapi Allah Maha Mengetahui. Semua yang terjadi di dunia ini dalam pemerhatian dan pengetahuanNya. Kerana itulah dia menjanjikan syurga dan neraka sebagai destinasi terakhir sang pengembara dunia.
Baru sebentar tadi aku menelefon kedua orang tuaku. Lega sekali rasanya setelah beberapa hari tidak mendengar suara mereka. Gelak tawa seperti biasa menjadi 'mood' kami saat berbual. Namun, mama tiba-tiba menukar nada suaranya menjadi sebak. Aku bisa mendengar suara tangisan seorang ibu yang sangat rindu pada anaknya.
Subhanallah.. begitulah sifat penyayang Allah yang turut dikurniakan pada makhluk ciptaanNya yang bernyawa. Akal bukanlah kayu ukur dalam soal ini namun perasaan dan naluri keibuan itu turut hadir pada makhluk Allah yg lain.
Bicara soal mama, usianya belum sampai setengah abad. Semangat dan kerja kerasnya sangat kukagumi sebagai seorang anak. Namun, indahnya kasih sayang antara ibu dan anak itu sehingga mendengar tangisan sang ibu turut bisa meluluhkan hati sang anak. Hatiku cair saat mendengar suara mama yang mengatakan rindu sekali kepadaku.
Duhai anak-anak sekalian, berusahalah untuk menjadi anak yang baik kepada ayah dan ibumu kerana suatu hari nanti kamu juga akan menjadi ayah dan ibu kepada anak-anakmu. Jadikanlah Uwais Al-Qarni sebagai teladan kita dalam menghayati peranan seorang anak.
Aku yang kejauhan,
dalam pengembaraan,
pencarian ilmu Tuhan,
kadang meratap sedih,
kehausan kasih sayang dan belaian manja,
seorang insan bernama ibu.
Kau yang kerinduan,
pada kerenah dan kehadiran diriku,
yang dulu pernah mengisi kekosongan hari-harimu,
saat kau melahirkanku dua dekad lalu.
Sedar aku hakikat hidup ini,
jarak dunia memisahkan kita,
suatu hari pasti ketemu,
meleburkan rantaian rindu
Pernah ku terfikir,
saat mengelamun nun jauh,
bagaimana kalau nanti,
nyawa yang memisahkan,
apa sudah sedia?
Allah..
kumohon Kau agar beriku kekuatan,
menghadapi saat-saat itu.
Kembara ini penuh kebarangkalian,
akhirnya belum tentu,
bisa berlaku kapan saja.
Harapku kesudahannya baik,
buat aku dan buat kamu,
duhai ibu,
yang aku rindu..
Wassalam wbt
Subscribe to:
Posts (Atom)