Jan 30, 2011

Some Daily Checklist

Salam readers..

The Messenger of Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “A momin does not taunt, does not curse and reproach, does not indulge in obscene talking and obscene acts.” [Tirmidhi]

Did you make any sarcastic comments to anybody today?
Did you by word or gesture make fun of anybody today?
Did you insult anyone today?
Did you demoralize anybody today?
Did you put someone down for a mistake that they made?
Did you curse anybody today?
Did you say anything vulgar today?
Did you do anything obscene today?

We need to check ‘No’ next to each of these questions everyday to qualify as Momineen.

It is one thing to be a Muslim and another to be a Momin. To be a Muslim is a basic qualification, in other words, you pass. To be a Momin is a distinction. A Muslim has entered Islam but does not have the Eeman that a Momin possesses.

Wallahu a'lam

Wassalam wbt

Jan 27, 2011

Ujian? cont'

lalu mulai tercengang
bermonolog mempersoalkan diri
bekalan sudah cukup?

waktu hampir tamat,
berapa lama lagi?
pentingkah soalan itu?
kalaupun kau tahu masa tamatmu,
yang mana mungkin tidak akan kau tahu,
apa yang akan kau lakukan?

wahai si pelupa,
SEDARlah!
kau semakin TUA,
kau semakin hampir ke tanah,

sudah kau pilih jalan mu kah?

TuhanMu Maha Pengampun,
tanpa rahmatNya,
NERAKA bagimu.

jangan dikeranakan kejayaan ujian duniawi,
kau tersungkur meratapi kegagalan hakiki.


Wallahu a'lam

p/s : mari bersama refleksi diri

Ujian?

Salam wbt

Detak detik jantung
berdebar menanti waktu mula
ketika senjata sudah dipersiapkan
langkah semakin hampir pasti
menuju medan gerun

Ramai yang lulus
tidak kurang juga yang tersungkur
tanpa sedar ujian masih berlangsung
sejak lahir hingga kini
sampai nanti, sampai mati

lupa, tidak tahu atau kurang faham?
bingung?
apakah yang kurapukan ini?
aku bicara soal hakikat
sedar atau tidak,
ujian berlaku selama mana nafas dihirup

hasil akhir bukanlah kelas satu,
kelas dua mahupun gagal meneruskan ke tahun berikutnya
hasil akhir adalah SYURGA
atau NERAKA

sudah ingat?



to be continued..

Jan 5, 2011

Pengembara yang Rindu - Part II (Sahabat)

As salam wbt everyone,

Kali ini entri tentang hadith 'pengembara'. Entri kali ini dikaitkan ditujukan khas buat sahabat-sahabat yang baru dikenali sepanjang diri ini berjaulah beberapa hari ini. Allah, sungguh letih tapi seronok.


Rasul Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said: “Be in this world as if you were a stranger or a traveler.” [Bukhari]

The above narration clearly indicates that we are in this world for a purpose and not for entertainment. We are like travelers during this life on earth. A traveler has a final destination that he/she is eager to reach. They need to use the time of their stop-over wisely, so as not to miss their connecting flight.

We should remember that earth is not our final destination. We have been encouraged to utilize the blessings Allah has put here for our use, yet we are told not to lose sight of the temporary nature of this life, and to use it to make preparations for the next life. Our souls are on a journey. Remembering death defeats joy. It kills our tastebuds for the pleasures of this life. But it is the only wise thing to do, in our own interest.

Concerning the life of this world Hazrat Isa (alaihis salaam) said, "This world is like a bridge, cross it and do not build on it."  This life is a bridge from our previous existence as soul to our next existence in the grave, then on the Day of Judgement, then either in The Garden or (Allah Forbid) The Fire. Houses are built on land, connected by bridges where the need arises. The most appropriate place to build, the focus of our attention, should be the land that we will set foot on once we cross the bridge that is our earthly existence.


Syukurku pada setiap detik indah 
yang Kau kurniakan buatku di sepanjang liku hidupku
perjalanan sejauh ini
mencipta sejuta kenangan 
manis, pahit bahkan tak terungkap oleh kata-kata

Sesalku pada setiap zarah dosa lalu
hasil kerja tangan, mata, hati, telinga dan segenap anggota
yang hakikatnya Kau pinjamkan buatku

Hasratku untuk meneruskan langkahan
tolehan kuabaikan seketika
demi persiapan masa depanku

Kekuatanku pada kasih sayangMu
kasih sayang mereka yang menyayangiku keranaMu
semangat kental itu yang kucari

Seringkali kutanya diri
sedang berjuangkah aku?
pantaskah lelahan kulepaskan secepat ini?
tatkala belum ada karya hebat yang ku nukilkan

Jalan juang yang susah
menanti titisan keringat bahkan darah
sebagai pewarna dan pelengkap 
hasilkan karya indah

Sahabat,
ku mohon doamu buat aku dan kamu
buat kita
agar tapisan Allah tidak menggelincirkan
kamu mahupun aku
dari jalan juang ini
kerana kita tahu
hujungnya begitu indah
syurga nan kekal abadi


Semoga kita berjiran di syurga kelak.


Wallahu a'lam

Wassalam wbt

Asyandi,
Belfast

Jan 2, 2011

Pengembara yang Rindu - Part I (Ibu)

Salam wbt

Sudah lama sekali blog ini sunyi sepi tanpa coretan dariku. Dan sekian lama juga aku banyak menghabiskan masa untuk perkara-perkara lain. Berjalan, bertemu orang baru dan berkongsi perkara2 baru.

Subhanallah, begitulah kitaran hidup manusia ciptaan Allah. Ibarat pengembara menuju jalan pulang ke kampung halaman, kampung akhirat yang hakiki.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, lalu bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu petang dan pergunakanlah waktu shatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”.
(Riwayat Bukhari)

Sedih sekali bila melihat ramai yang lupa hakikat itu. Lalai dan terjerumus dalam sibuknya dunia, sampai akhiratnya lupa. Tapi Allah Maha Mengetahui. Semua yang terjadi di dunia ini dalam pemerhatian dan pengetahuanNya. Kerana itulah dia menjanjikan syurga dan neraka sebagai destinasi terakhir sang pengembara dunia.

Baru sebentar tadi aku menelefon kedua orang tuaku. Lega sekali rasanya setelah beberapa hari tidak mendengar suara mereka. Gelak tawa seperti biasa menjadi 'mood' kami saat berbual. Namun, mama tiba-tiba menukar nada suaranya menjadi sebak. Aku bisa mendengar suara tangisan seorang ibu yang sangat rindu pada anaknya.
Subhanallah.. begitulah sifat penyayang Allah yang turut dikurniakan pada makhluk ciptaanNya yang bernyawa. Akal bukanlah kayu ukur dalam soal ini namun perasaan dan naluri keibuan itu turut hadir pada makhluk Allah yg lain.
Bicara soal mama, usianya belum sampai setengah abad. Semangat dan kerja kerasnya sangat kukagumi sebagai seorang anak. Namun, indahnya kasih sayang antara ibu dan anak itu sehingga mendengar tangisan sang ibu turut bisa meluluhkan hati sang anak. Hatiku cair saat mendengar suara mama yang mengatakan rindu sekali kepadaku.


Duhai anak-anak sekalian, berusahalah untuk menjadi anak yang baik kepada ayah dan ibumu kerana suatu hari nanti kamu juga akan menjadi ayah dan ibu kepada anak-anakmu. Jadikanlah Uwais Al-Qarni sebagai teladan kita dalam menghayati peranan seorang anak.

Aku yang kejauhan,
dalam pengembaraan,
pencarian ilmu Tuhan,
kadang meratap sedih,
kehausan kasih sayang dan belaian manja,
seorang insan bernama ibu.

Kau yang kerinduan,
pada kerenah dan kehadiran diriku,
yang dulu pernah mengisi kekosongan hari-harimu,
saat kau melahirkanku dua dekad lalu.

Sedar aku hakikat hidup ini,
jarak dunia memisahkan kita,
suatu hari pasti ketemu,
meleburkan rantaian rindu

Pernah ku terfikir,
saat mengelamun nun jauh,
bagaimana kalau nanti,
nyawa yang memisahkan,
apa sudah sedia?
Allah..
kumohon Kau agar beriku kekuatan,
menghadapi saat-saat itu.

Kembara ini penuh kebarangkalian,
akhirnya belum tentu,
bisa berlaku kapan saja.

Harapku kesudahannya baik,
buat aku dan buat kamu,
duhai ibu,
yang aku rindu..

Wassalam wbt

Quran Search

What is Phonetical Search ? Help | Feedback | Recommend
 
  Search for:    

   When showing results;

Show Phonetics   Show Translation

 

Weather ( InsyaAllah )